Beranda | Artikel
Bertingkat-Tingkatnya Nilai Tauhid Dalam Diri Manusia
Senin, 11 September 2023

Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Taslim

Bertingkat-Tingkatnya Nilai Tauhid Dalam Diri Manusia adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Kitab Al-Fawaid. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abdullah TaslimM.A. pada Kamis, 21 Safar 1445 H / 7 September 2023 M.

Ceramah Agama Islam Tentang Bertingkat-Tingkatnya Nilai Tauhid Dalam Diri Manusia

Makanya, sewaktu kita mendengar, hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang keutamaan tauhid, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَا ابْنَ آدَمَ! إِنَّكَ لَو أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكُ بِي شَيْئاً لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً

“Wahai anak manusia! Sesungguhnya jika kamu datang menghadapKu dengan membawa dosa sepenuh bumi, tapi kemudian kamu datang menjumpaiKu dalam keadaan tidak menyekutukan Aku sedikitpun, maka niscaya Aku akan memberikan kepadamu pengampunan yang sepenuh bumi pula.” (HR. Tirmidzi)

Lihat juga: Hadits Arbain Ke 42 – Tiga Hal Yang Bisa Menghapuskan Dosa

Itu tentu tauhid yang murni, tauhid yang kuat, dan tauhid tinggi kualitasnya.

Makanya, inilah sebabnya kenapa kita harus selalu meningkatkan kualitas iman dan tauhid di hati dengan selalu berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, meminta agar kebaikan-kebaikan agama kita disempurnakan, dijadikannya selalu bertambah dan semakin sempurna. Kita selalu harus membaca Al-Qur’an dan merenungkan isinya, karena Al-Qur’an adalah sebaik-baik petunjuk yang akan semakin menguatkan iman dan memantapkan keyakinan di hati kita. Kita selalu melakukan kebaikan-kebaikan, mendengarkan kajian, mendengarkan nasihat, agar keimanan di hati kita semakin kuat dan kokoh. Dengan sebab ini, kebaikan-kebaikan dan keutamaan-keutamaan yang Allah janjikan itu semakin sempurna didapatkan oleh hamba yang seperti ini keadaannya.

Imam Ibnul Qayyim berkata bahwa tauhid adalah sesuatu yang paling halus, paling bersih, paling suci, paling bening. Maka keburukan yang paling kecil pun akan bisa merusaknya, mengotorinya, atau mempengaruhinya. Perumpamaannya seperti pakaian yang paling putih bersih warnanya. Juga seperti cermin yang paling bening. Sehingga sesuatu yang paling kecil sedikitpun akan mempengaruhinya dan apapun yang kita letakkan akan terlihat bekasnya.

Oleh karena itu tauhid yang seperti ini keadaannya akan bisa dipengaruhi dengan satu pandangan mata (yang tidak sesuai dengan syariat), satu kalimat (yang melanggar agama), atau syahwat yang tersembunyi.

Di sinilah bedanya, orang-orang yang imannya sempurna tentu mendapatkan penjagaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka perbuatan dosa yang kecil saja Allah segera ingatkan karena itu mempengaruhi tauhidnya. Sampai bahkan mereka meninggalkan hal-hal yang asalnya tidak berdosa (mubah dikerjakan), karena mengkhawatirkan itu menjerumuskan ke dalam perkara yang mendatangkan dosa. Ini adalah kehati-hatian mereka dalam menjaga iman dan tauhid.

Kalau orang tersebut bersegera untuk membersihkan kembali kotoran tadi, bertobat kepada Allah, segera memperbaiki kembali imannya, maka insyaAllah akan mudah dia lakukan itu. Tapi kalau tidak, pengaruh buruk tadi akan semakin kuat dan akan tercetak, yang setelah itu akan sulit untuk dihilangkan.

Kita tahu, permukaan kaca kalau ada kotoran sedikit debu yang menempel, awalnya mungkin sekedar kita tiup saja akan terbang, kita usap dengan tangan kita akan bersih kembali. Tapi kalau semakin lama dibiarkan, semakin menempel, apalagi semakin bertumpuk, semakin menghitam, maka akan susah untuk untuk dihilangkan.

Sedangkan kotoran-kotoran yang menempel itu di antaranya ada yang cepat datangnya tapi cepat juga hilangnya. Misalnya orangnya segera beristighfar, bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, segera berusaha menjauhi sebab-sebabnya, maka ini akan membersihkan hatinya kembali.

Tapi di antaranya juga ada yang cepat datangnya, tapi lambat dihilangkan. Misalnya orangnya meremehkan, dianggap masih sedikit dan tidak berpengaruh. Padahal, sesuatu yang sedikit akan lama-lama menjadi banyak.

Ada juga yang sebaliknya, susah datangnya, tapi setelah itu akan mudah dihilangkan. Dan ada yang lebih parah, susah datangnya, tapi juga susah dihilangkannya.

Di antara manusia ada yang memiliki tauhid yang kuat di hatinya, sehingga kebanyakan dari pengaruh-pengaruh dosa tersebut akan tenggelam di dalam kekuatan tauhidnya. Tentu ini bukan berarti dia meremehkan dosa. Karena bagaimanapun kalau meremehkan dosa berarti tauhidnya lemah. Orang yang imannya kuat justru akan semakin takut akan dosa-dosa. Maka orang yang tauhidnya besar, itu akan menjadikan pengaruh-pengaruh dari dosa itu mudah larut di dalam tauhidnya. Ini kedudukannya seperti air yang banyak yang misalnya tercampur padanya sedikit najis atau sedikit kotoran sehingga tidak ada pengaruhnya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullahu Ta’ala berkata: “Banyak dosa tapi tauhidnya benar, lebih baik daripada orang yang sedikit dosanya tapi rusak tauhidnya.

Karena kalau rusak tauhidnya, maka dosa-dosanya akan semakin besar. Bahkan akan menjadikan dia mudah terjerumus ke dalam syirik yang merupakan sebesar-besar dosa.

Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak penjelasan yang penuh manfaat ini..

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53308-bertingkat-tingkatnya-nilai-tauhid-dalam-diri-manusia/